Friday, February 18, 2011

Yang Gaib di Dalam Tubuh : Perasaan

Glee is on tv right now and it's being muted, and Glee's Blame it on The Alcohol is playing on my iTunes. Well, actually glee is the only thing that could cheer me up whenever I feel awful about things lately and actually I'm not going to talk about glee. teehee..

Kalo dibaca-baca, beberapa post sebelum ini terlalu ngomongin bagaimana pikiran lebih unggul dibanding perasaan. I seem so though talking about it aren't I? it's like I never felt anything good or bad or even feel something. Well, actually I have felt lots and lots of things, cuma terkadang perasaan emang ga bisa didekripsikan dengan kata-kata.

Jangan dibilang gue ga pernah sakit hati. I felt those but I just hide it better than all of you. Jangan dibilang juga gue ga pernah seneng. Hampir seluruh hidup gue bisa dibilang gue seneng. Masalahnya adalah kenapa semakin kita tua, perasaan kita semakin sensitif, padahal lingkungan menuntut kita untuk menjadi dewasa. right? I'm not saying that dewasa adalah bisa tolerate sama semua hal dengan lapang dada. Menurut gue being dewasa adalah dimana lo bisa menjelaskan dan menyikapi segala hal yang ada di hidup lo dengan cara sepositif mungkin. Dan menurut gue dengan mempunyai sikap yang kayak gitu dibutuhkan kepekaan perasaan terhadap diri sendiri and mostly terhadap perasaan orang.

Untuk mencapai perasaan yang enak, kita juga punya resiko untuk bisa sakit hati, atau untuk mencapai perasaan bangga, lo juga harus punya resiko untuk punya perasaan kecewa. And in my case, gue tadinya mencoba untuk mencapai perasaan dimana gue merasa senang karena bisa membantu, dan ternyata kelihatannya orang yang ingin gue bantu ga membutuhkan pertolongan gue. Jadi ya buat apa membantu orang yang ga mau dibantu. Ya pastinya agak sedikit jleb sih and that's why I hate talking about feelings.

I'm not being traumatized at all dengan kejadian2 yang membuat gue sakit hati, cuma terkadang avoiding those kinda hard feeling might be the best way, by doing mostly everything based on your mind. I'm not trying to be offensive, cuma sekedar berbagi pengalaman aja, karena mostly yang lo liat di diri gue cuma sekedar funny stupid jokes and ridiculous behavior when actually I'm more than that. Tolong jangan sepelein saya, saya cuma memilih untuk menyembunyikan perasaan saya dibanding harus curhat dan dirasa-rasa.

Tuesday, February 15, 2011

Ideal Point of View

Hai semuanya, hmm.. I suck at greetings, it always has been my weakness since I was born, so never do a 'first impression' thing on me, you'll regret it. Anyway, hows everyone doing tonight? I was just about to put another thought of mine here, since I don't know how and to who I should share.

So I've been thinking a lot lately about people's ideal point of view and mine also or some say 'perception' or 'perspective'. To me, it's kinda a big deal, since its going to lead your life to any possible direction that it's going to lead in every aspect of your life. And also, I'm not going to judge any ideal point of view, just giving some thought that you might have to loosen up with what your believe in and try to understand other's beliefs. So hold your thoughts 'till you finish reading this.

Sekitar 3 atau 4 tahunan yang lalu, itu taun-taun dimana rasanya kalo udah punya sudut pandang sendiri dan pendirian sendiri yang berbeda dari orang lain kayaknya keren, apalagi kalo sampe dijadiin panutan orang-orang sekelilingnya, and so it became a trend. As for me, gue punya pendirian dimana gue akan merasa comfort dengan berteman dengan beberapa orang aja, tapi gue dekat sekali dengan mereka and it looks like i'm going to be fine for the rest of my life. Guess what? that perception changed in just a year, mistakes happen, arguments flying around and when I thought that my perspective were the only thing that was going right in my life, that was actually pemikiran yang sebenernya salah.

And then a friend taught me several things yang sampe sekarangpun masih gue ikutin beberapa kata-katanya, and it changed every ideal point of view I had and it got me where I am right now. dan karena ajaran dia juga gue mulai mengeksplore beberapa ideal point of view orang and actually try to understand kenapa mereka memilih sesuatu sebagai ideal point of view nya mereka and also respect their choices.

Speaking of ideal point of view, let me tell you mine. My point ideal point of view is just to be open minded. Most people menganggap open minded sebagai pemikiran yang oke untuk mencoba apa aja, well half of what they say were true, tapi coba deh jadi orang yang open minded dengan akal sehat. Open minded yang gue jalani adalah untuk punya pemikiran terbuka terhadap hal, it means bisa melihat setiap sisi dari hal yang kita temui sehari-hari, ga berarti semuanya positif kan? bisa aja hal itu juga negatif. Jadi jangan ambil kesimpulan sendiri kalo ada orang yang bilang dia open minded atau menuntut lo untuk jadi orang yang open minded.

And being open minded also requires you to behave nice. Bersikap sebaik mungkin sama hal-hal dan orang-orang yang lo temuin setiap hari. Hargai apa yang mereka percayai dan jalani dalam hidup mereka. Dengan begitu gue yakin lo akan lebih secure dengan keadaan diri lo, kepercayaan lo dan pendirian lo.

Well that's that, I'm done for tonight, ciao!